Gelombang berjalan adalah gelombang yang memiliki simpangan tetap pada titik yang dilewatinya.
2. Persamaan gelombang setelah titik O yang bergetar selama t detik,
Perhatikan pada gambar berikut :
dimana :
Keterangan (satuan dalam SI-MKS) :
A = Amplitudo
∅ =Sudut fase
ω = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu (s)
λ = panjang gelombang (m)
v = Kecepatan tranversal (m/s)
Y = simpangan gelombang (m)
Peraturan untuk tanda positif dan negatif:
- Jika gelombang merambat ke kanan maka tanda dalam sinus adalah negatif, dan jika gelombang merambat ke kiri maka tanda dalam sinus adalah positif.
- Jika pertama kali sumber gelombang bergerak ke atas, maka amplitudo (A) bertandan posfitif dan jika pertama kali bergerka ke bawah maka amplitudo (A) bertanda negatif.
Persamaan Gelombang Stationer
Gelombang stationer dengan ujung terikat, seperti dibawah ini :
Gelombang ini akan terbentuk dari interferensi 2 buah gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama, tetapi fasenya berlawanan.
Gelombang datang (arah sumbu x), yaitu :
y1 = Asin(ωt - kx)
Gelombang pantul (arah sumbu -x), yaitu :
y2 = -Asin(ωt + kx)
Perpaduan antara dua gelombang datang dan pantul adalah sebagai berikut :
y = y1 + y2
y = y1 + y2
y = Asin(ωt - kx) + (-Asin(ωt + kx))
y = Asin(ωt - kx) - Asin(ωt + kx)dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin (P + Q) - sin (P - Q) = 2 sin Q cos P
dimana :
P = ωt
Q = kx
maka :
y = Asin (ωt - kx) - Asin (ωt + kx)
y = A(sin (ωt - kx) - sin (ωt + kx))
y = A(2 sin kx cos ωt)
y = 2A sin kx cos ωt
y = Ap cos ωt
Gelombang stationer dengan ujung bebas, seperti dibawah ini :
Gelombang ini akan terbentuk dari interferensi 2 buah gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama dan fasenya searah.
Amplitudo gelombang datang sama dengan amplitudo gelombang pantul atau A = A1 = A2 dan pada titik yang sama bertanda sama jika +A1 maka bertanda +A2
Gelombang datang (arah sumbu x), yaitu :
y1 = Asin(ωt - kx)
Gelombang pantul (arah sumbu -x), yaitu :
y2 = Asin(ωt + kx)
Perpaduan antara dua gelombang datang dan pantul adalah sebagai berikut :
y = y1 + y2
y = Asin(ωt - kx) + Asin(ωt + kx)
dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:
sin (P + Q) + sin (P - Q) = 2 sin P cos Q
dimana :
P = ωt
Q = kx
maka :
y = Asin (ωt - kx) + Asin (ωt + kx)
y = A(sin (ωt - kx) + sin (ωt + kx))
y = A(2 sin ωt cos kx)
y = 2A sin ωt cos kx
y = Ap sin ωt
Keterangan:
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ = Panjang Gelombang (m);
k = 2π/λ ( bilangan gelombang)
ω = 2π/T = 2πf (rad/s)
l = panjang tali (m)
referensi : Standing wave
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.